PADAHERANG,(KP),- WARGA MARUYUNGSARI MERASA DITIPU, Pelaksanaan Kegiatan Proyek Pengecoran tak Sesuai Saat Sosialisasi, sejumlah masyarakat Desa Maruyungsari mengaku merasa dibohongi oleh pelaksana pembangunan proyek jalan pengecoran. Pasalnya saat sosialisasi pertama, pihak pelaksana mengatakan akan menambah pelebaran jalan kanan dan kiri namun kenyataannya hanya sebagian saja.
Tidak hanya itu, berdasarkan pemantauan ke lapangan oleh Kepala Desa Maruyungsari, Ketua BPD dan LPMD, mereka menemukan kondisi jalan sudah retak-retak, padahal jalan baru dicor beberapa hari lalu. Ketua BPD Desa Maruyungsari Solihudin SIP yang juga Sekjen DPD KNPI Kabupaten Pangandaran mengatakan, hasil monitoringnya, pembangunan diduga mengurangi kualitas pekerjaan karena jalan sudah retak padahal baru beberapa hari dicor.
Pelaksanaan Proyek Pengecoran Tidak Sesuai Saat Sosialisasi WARGA MARUYUNGSARI MERASA DITIPU Gambar Di Ambil Dari Facebook Pak Solehudin |
“Jelas kami sesalkan kondisi ini, karena jalan tidak akan bertahan lama. Kami pun tak menemukan papan nama proyek sehingga kuat dugaan pelaksana menyembunyikan informasi terkait proyek ini,”ujar Solihudin kepada “KP”, Senin, (21/7/2014) lalu.Protes lainnya disampaikan warga terkait pelebaran jalan. Berdasarkan informasi yang didapatkan ujar Solihudin, tidak semua terkena pelebaran kanan dan kiri jalan.
Sebagai contoh untuk jalan yang letaknya di Dusun Tarisi ternyata hanya dilebari sisi sebelah saja, sehingga otomatis as jalan bakal berubah. “Hal ini berbeda dengan informasi yang disampaikan pada saat sosialisasi di Desa Kertajaya dimana disebutkan oleh Pak Anton bahwa pelebaran akan dilakukan kanan kiri tanpa kecuali. Tapi buktiya seperti ini dan berpotensi menimbulkan kecemburuan masyarakat terutama untuk mereka yang di pinggir jalan terkena pelebaran,”ujar Solihudin.
Temuan warga lainnya ucap Solihudin, saat pengecoran, gorong-gorong sudah ambruk dan itu dibiarkan tanpa diperbaiki. Otomatis hal itu membuat petani cemas.
“Gorong-gorong ini merupakan satu-satunya saluran pembuangan air dari sawah petani supaya tidak banjir, ini malah dibiarkan ambruk,”tuturnya.
Salah satu warga dari Dusun Tarisi, Yatno (38) mengatakan, dirinya tidak terima kalau pelebaran jalan hanya ke tanah miliknya saja. “Saya minta keadilan untuk penambahan pelebarannya diambil kanan kiri. Kalau begini saya dibohongi dong,”tambah Yatno.Atas sejumlah keluhan tersebut, Kepala Desa Maruyungsari Turino meminta harus ada sosialisasi ulang. Pasalnya sejak awal pihak pelaksana dan ditindaklanjuti oleh dirinya menyosialisasikan akan ada pelebaran jalan kanan dan kiri tetapi nyatanya hanya separuhnya saja.
“Kami khawatir warga protesnya ke pihak desa. Makanya kami mendesak pihak pelaksana menyosialisasikan ulang kenapa hanya pelebaran satu sisi saja,”pintanya.Sementara itu perwakilan pihak Proyek dari BBWS, Muji saat dihubungi melalui telepon selularnya, Senin, (21/7/2014) mengatakan pengerjaan pengecoran di wilayah Desa Maruyungsari sampai Desa Kertajaya sepanjang 9 kilometer dengan anggaran Rp 11 miliar.
Terkait protes warga, Muji mengungkapkan setiap ada pekerjaan pasti ada riak-riak keluhan dan komplain dari warga. Baginya hal itu sudah biasa yang penting langsung ditindaklanjuti keinginan warga tersebut. “Kami juga sudah menerima keluhan-keluhan dari warga setempat dan sudah diselesaikan langsung turun ke lapangan. Sedangkan untuk gorong-gorong tersier yang ambruk itu sudah lama dan akan kami ganti dengan pipa besi rencana 12 meteran,”kata Muji.E-44***
Sumber : Kabar Priangan
Sumber : Kabar Priangan
Advertisement